ini tugas bahasa indonesiaku..
selamat membaca, kritik dan saran aku tunggu bangeeetttt.. :D
selamat membaca, kritik dan saran aku tunggu bangeeetttt.. :D
Interpretasi atau yang biasa sering
disebut dengan penafsiran merupakan proses komunikasi secara lisan atau gerakan
di antara dari dua atau lebih pembicara yang tidak dapat menggunakan symbol –
simbol yang sama, baik secara simultan ( dikenal sebagai Interpretasi Simultan
) atau secara berurutan ( dikenal sebagai Interpretasi Berurutan ). Menurut
definisi, Interpretasi ini hanya digunakan sebagai suatu metode apabila
dibutuhkan. Apabila suatu objek ( karya seni, ujaran, dan masih banyak lagi
contoh yang lainnya ) yang juga cukup jelas maknanya, objek tersebut tidak akan
bisa mengundang suatu Interpretasi. Istilah Interpretasi itu sendiri bisa
merujuk pada proses penafsiran yang saat itu sedang berlangsung atau hasilnya.
Suatu Interpretasi juga dapat merupakan salah satu bagian dari suatu
presentasi atau juga penggambaran informasi yang dapat diubah untuk
menyesuaikan dengan suatu kumpulan simbol spesifik. Informasi
itu sendiri juga dapat berupa lisan, tulisan, gambar, matematika, atau juga
berbagai bentuk bahasa lainnya. Makna yang sangat kompleks dapat timbul pada
sewaktu penafsir baik secara sadar maupun secara tidak sadar melakukan rujukan
silang terhadap salah satu objek dengan menempatkannya pada kerangka sebuah pengalaman
dan pengetahuan yang lebih luas misalnya.
Tujuan Interpretasi ini biasanya yaitu untuk
dapat meningkatkan pengertian, akan tetapi kadang, seperti halnya pada
propaganda atau cuci otak, tujuannya justru malah untuk mengacaukan tentang
pengertian dan malah membuat kebingungan
> Penerjemah ( Komputasi
)
Dalam ilmu jaringan komputer, penerjemah atau
lebih sering dikenal dengan Interpreter yakni merupakan sebuah
perangkat lunak yang berfungsi untuk melakukan eksekusi sejumlah instruksi yang
ditulis di dalam sebuah bahasa pemrograman, dan sebuah penerjemah itu sendiri
dapat berarti:
1. Mengeksekusi beberapa kode sumber dengan
secara langsung, atau
2. Menerjemahkannya kedalam serangkaian p – code
kemudian mengeksekusinya, atau
3.Mengeksekusi beberapa kode yang telah
dikompilasi dari sebelumnya oleh kompiler yang juga merupakan bagian dari sistem
penerjemahan tersebut.
Perl, Python, Ruby, dan MATLAB merupakan beberapa
contoh sebuah perangkat lunak penerjemah yang bertipekan 2, sementara Java
tersebut termasuk di dalam kategori tipe yang ke 3, namun di dalam beberapa
kasus Java yang dapat
digolongkan pula ke dalam kategori dengan tipe yang ke 2.
Meskipun penerjemahan dan kompilasi tersebut
merupakan dua buah jenis mekanisme implementasi di dalam sebuah bahasa
pemrograman, keduanya tersebut tidak berarti memiliki perbedaan yang secara
signifikan. Hal ini pula disebabkan dengan cara kerja sebuah penerjemah di
dalam banyak hal yakni sama seperti halnya yang juga dilakukan oleh beberapa
kompiler. Penggunaan dengan istilah ” Bahasa Pemrograman Terjemahan ” dan juga
” Bahasa Pemrograman Kompilatif ” pada umumnya digunakan hanya
sebatas untuk dapat membedakan implementasi dari beberapa bahasa tersebut
dengan menggunakan model penerjemahan atau kompilatif.
1. Plausibilitas, artinya cerita memiliki kelogisan.
2. Suspense, artinya perasaan kurang pasti terhadap peritiwa yang terjadi, khususnya
yang menimpa tokoh yangkemudian diberi simpati oleh pembaca.
3. Surprise, artinya peristiwa yang berisi kejutan dalam cerita. Biasanya peristiwa
yang dibangun pengarang di luar dugaan pembaca.
4. Unity, artinya berbagai unsur yang ditampilkan dalam alur cerita haruslah
memiliki kepaduan.
Fungsi-Fungsi Manajemen Sarana dan Prasarana
Menurut
Gunawan (2006:116), secara operasional kegiatan administrasi sarana dan
prasarana pendidikan meliputi:
1) Perencanaan pengadaan barang.
2) Prakualifikasi Rekanan.
3) Pengadaan sarana.
4) Penyimpanan, Inventarisasi, Penyaluran.
5) Pemeliharaan, Rehabilitasi.
6) Penghapusan dan Penyingkiran.
7) Pengendalian.
Seluruh rangkaian kegiatan tersebut harus merupakan satu kesatuan yang harmonis/terpadu. Dalam sistematika kerjanya harus dihindarkan timbulnya kesimpangsiuran dan tumpang tindih dalam wewenang, tanggung jawab, dan pengawasan menghindari timbulnya pemborosan biaya, tenaga, dan waktu.
Menurut Subagyo MS (1990: 10) dalam bukunya Manajemen Logistik menye-butkan bahwa fungsi-fungsi manajemen sarana dan prasarana terdiri dari:
1) Perencanaan kebutuhan barang.
2) Penganggaran.
3) Pengadaan.
4) Penyimpanan dan penyaluran.
5) Pemeliharaan.
6) Penghapusan.
7) Pengendalian.
Adapun di lingkungan Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan manajemen (pengelolaan) sarana dan prasarana pendidikan dipandang sebagai suatu rantai. Rantai ini terdiri dari lima mata rantai itu terdapat suatu tonggak yang menghubungkan secara menyebar dengan tiap mata rantai yang bersifat 2 arah, yang juga bersifat cerminan dari fungsi-fungsi manajemen adalah sebagai berikut:
1) Perencanaan kebutuhan.
2) Proses pengadaan.
3) Proses pengiriman.
4) Penyempurnaan, pemeliharaan dan pendayagunaan.
5) Inventarisasi, monitoring, dan pengendalian.
Dari fungsi-fungsi manajemen sarana dan prasarana yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi manajemen sarana dan prasarana yang harus dilakukan dalam lingkungan sekolah meliputi:
1) Fungsi perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan.
2) Fungsi pengadaan sarana dan prasarana pendidikan
3) Fungsi pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan.
4) Fungsi penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan.
5) Fungsi pengawasan sarana dan prasarana pendidikan.
Jadi fungsi manajemen sarana dan prasarana pendidikan tersebut di atas dipakai sebagai indikator untuk mengukur tingkat manajemen/pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah.
1) Perencanaan pengadaan barang.
2) Prakualifikasi Rekanan.
3) Pengadaan sarana.
4) Penyimpanan, Inventarisasi, Penyaluran.
5) Pemeliharaan, Rehabilitasi.
6) Penghapusan dan Penyingkiran.
7) Pengendalian.
Seluruh rangkaian kegiatan tersebut harus merupakan satu kesatuan yang harmonis/terpadu. Dalam sistematika kerjanya harus dihindarkan timbulnya kesimpangsiuran dan tumpang tindih dalam wewenang, tanggung jawab, dan pengawasan menghindari timbulnya pemborosan biaya, tenaga, dan waktu.
Menurut Subagyo MS (1990: 10) dalam bukunya Manajemen Logistik menye-butkan bahwa fungsi-fungsi manajemen sarana dan prasarana terdiri dari:
1) Perencanaan kebutuhan barang.
2) Penganggaran.
3) Pengadaan.
4) Penyimpanan dan penyaluran.
5) Pemeliharaan.
6) Penghapusan.
7) Pengendalian.
Adapun di lingkungan Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan manajemen (pengelolaan) sarana dan prasarana pendidikan dipandang sebagai suatu rantai. Rantai ini terdiri dari lima mata rantai itu terdapat suatu tonggak yang menghubungkan secara menyebar dengan tiap mata rantai yang bersifat 2 arah, yang juga bersifat cerminan dari fungsi-fungsi manajemen adalah sebagai berikut:
1) Perencanaan kebutuhan.
2) Proses pengadaan.
3) Proses pengiriman.
4) Penyempurnaan, pemeliharaan dan pendayagunaan.
5) Inventarisasi, monitoring, dan pengendalian.
Dari fungsi-fungsi manajemen sarana dan prasarana yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi manajemen sarana dan prasarana yang harus dilakukan dalam lingkungan sekolah meliputi:
1) Fungsi perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan.
2) Fungsi pengadaan sarana dan prasarana pendidikan
3) Fungsi pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan.
4) Fungsi penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan.
5) Fungsi pengawasan sarana dan prasarana pendidikan.
Jadi fungsi manajemen sarana dan prasarana pendidikan tersebut di atas dipakai sebagai indikator untuk mengukur tingkat manajemen/pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah.
Lucky 777 Casino - Mapyro
BalasHapusLucky 화성 출장마사지 777 Casino, Las Vegas, NV, United States 경산 출장마사지 - Find your 안성 출장샵 way around the casino, find where everything is located with Mapyro's interactive driving 진주 출장샵 directions. 영주 출장마사지